Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Catatan 31

Masa yang sangat letih itu melahirkan ketidakmampuan mengungkap rasa. Pandai memindai rahasia yang disimpan sedalam-dalamnya lubuk. Sampai aku temukan cara untuk mengeluarkannya perlahan-lahan, karena aku tidak ingin membusuk perlahan-lahan. Aku sebut ini seni mengubah derita lara menjadi sesuatu yang ramah untuk dirasa, melalui frasa. Menulis untuk menceritakan rasa adalah lapang dada. Mengemis rasa untuk menulis adalah benar, tapi memalukan. Ini adalah cara membuat rasa ngeri kebobrokan, kehinaan, kejalangan, perih hati, dan luka mendalam menjadi tidak sebajingan kenyataannya. Lebih ramah untuk dirasa.   Telah sampai aku pada puncak kehilangan, perih yang teramat dalam, semenjana sengsara meraja. Puncak! Dari semua puncak itu; dimana tubuh bergetar menahan dina, dimana sakit bukan lagi melukai, tapi membunuh. Aku sudah disana.   Pada ringkih penuh nanah, dengan tulus ikhlas, aku yang manis, melepas. Berdiri dengan nama Tuhan bersama sisa kebenaran di genggaman.  “Apa ya...