Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Catatan 44

Yang terhormat, luka.  Wahai kau yang bersemayam di saku celana, aku atas nama pribadi mengucapkan terima kasih setulus yang pernah ada. Terima kasih telah menamparku tepat didalam hatiku, sehingga aku bertekad menjadi taat, kembali. Sekarang aku sudah lebih waras. Aku sudah bukan jalang dengan pedang menusuk ubun-ubun, aku wanita dengan diam sebagai perlindungan. Terima kasih hai kau yang menganga, aku tutup kau dengan tangan berdarah-darah, sudah.. sudah.. Aku terlalu berharga untuk kehadiranmu, silakan pergi atau tetap bersemayam. Namun hatiku bukan persemayaman, hatiku hidup justru untuk hal-hal menakjubkan yang kau bawa. Tidakkah itu membingungkan? Aku mengambil bunga yang indah dari peliknya penderitaan. Itulah, mengapa aku sangat menawan. Aku bukan bangkai yang menyisakan bau busuk, aku tidak berkarat.  Kepada engkau, wahai luka melarat, aku sudah tidak terjerat, hanya do’a dan harap yang membumbung terpanjat. Semoga kau lekas tamat, tepat, sesaat setelah kau buat aku s...

Catatan 43

 "Hatur nuhun" adalah ungkapan yang paling segar di dengar di telingaku malam ini. Sampai tak bisa kupejamkan seisi kepala. Betapalah sederhana namun begitu berarti. Duhai orang tua, ini sangat manis dan penuh cinta.  Mungkin kau pernah menangis sehari semalam wahai daku yang malang, namun buatlah keheningan dalam pikiran itu, sejenak, biar dia beristirahat. Ada peluh, ada pilu, Allah mengetahui itu semua mampu kau pikul. Pinjam sebentar sinjang nenek, pikullah   Hatur nuhun, untuk segala doa dan cinta, semoga gores keriput itu panjang umur, diberkahi cinta dan kasih melebihi yang telah kau panjatkan untukku.