Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Catatan 50 (Aku sembunyi, ya?)

Untuk sepasang teduh yang memandang mungkin tak begitu jemu. Aku perempuan yang mengadu pundakku dengan jahatnya keduniaan. Jika memang harus seperti ini, tiadalah yang bisa kuucap selain berserah. Pesanmu akan selalu tumbuh. Terima kasih telah memandangku dengan birunya diriku. Terima kasih sudah tidak menertawakan aku dan pilihan hidupku. Bait pertama dan kedua dari puisi ini adalah aku dan pesanku. Kau ada dalam bait terakhir, yang kutulis ketika kau ada dalam benakku sebagai imagery , mengucapkan kata " i'm tired" dalam dialek bahasa.  Biarlah apa yang terjadi, terjadilah. Yang senyap, yang tak berani kusebut namanya. Fii Amanillah..  

Catatan 49

Mensyukuri Ketidaknyamanan Serta mulia hai orang-orang yang berbahagia, atau pura-pura bahagia? Sedikit menggunakan hati itu pertanda kau pelan-pelan mati ke-tujuh kalinya. Bertumbuh dalam ruang lingkup yang sakit hanya menyuburkan ketakutan dan kebohongan. Tidak mampu membedakan antara kelopak dan tangkai, lentera dan arang, madu dan racun. Tertunduk bersama semua kebohongan, mereka mengumpat dengan kepala belakang mereka. Senyum kebanggaan yang palsu pada kening mereka. Hati dan jiwa-jiwa yang keras, membuai santun tak berdaya, melumpuhkan krama atas nama tanggung jawab dan pencaharian. Bertumbuh dalam ruang seperti ini, tidak akan melahirkan renjana dan asa. Terbanglah semua keburukan, melayang-layang dari mulut mereka, menganga. Hanya satu yang kupinta Ya Illahi Rabbi , selamatkanlah aku. Pandangan dan pemikiranku terbatas. Sedangkan ilmu Allah sangatlah luas. Jika mengandalkan diri, sungguh aku akan tersesat. Sedang dalam ketidaknyamanan ini, dalam tumbuh yang penuh rapuh dan hal...