Mengapa belum sampai ujung nafas yang membawa kesegaran bunga-bunga surga? Mungkinkah memang nona belum patut dan pantas Belum cukup, nikmati dahulu semilir harumnya taubat Namun kematian telah menjelma menjadi sesuatu yang tidak menakutkan, walau sebenarnya nona dipenuhi keraguan. Allah Tuhanku cinta.. tak mengapa bila kematian lebih baik bagiku. Izinkan aku menjadi hamba yang Kau rindu sebelum datang waktuku. Aku disini YaTuhanku... Sampai akhirnya Kau panggil aku sebagai "jiwa-jiwa yang tenang", harapku yang paling tinggi Aku tak akan mampu berdiri lagi di muka bumi jika tanpa Engkau, antara merajut peradaban dan merajut kematian sungguh tak ada beda Indahnya semua sama, mendapat ganjaran surga Terima kasih karena tidak memberikan penghakiman kepada manusia. Terima kasih karena tidak Kau biarkan manusia terlalu menghukumi dirinya sendiri. Bolehkah nona jalang itu menjadi sekuntum bunga surga? Sampaikan pula salamku Ya Illahi kepada utusanMu yang mulia, biarkan dan antarka...
Memoar puan menawan sejagad pikiran sudah terbit kembali