Penderitaan salah sangka padaku dengan menganggapku teman lama yang merindukan untuk dikunjungi, dia datang silih berganti. Bahagia yang kubangun hancur lagi dan lagi. Dimana letak salahnya? Kubangun tembok kebahagiaan perlahan-lahan namun aku diyakinkan realita dan tembok itu hancur tanpa aba-aba. Ternyata bahagiaku hanya pura-pura. Keadaan bisa sangat mengerikan hanya karena masalah finansial. Hal klasik nan rumit yang membuat orang disini mengalami masalah emosional. Keadaan mengolok-olok diri dan mencekiknya perlahan. Seperti hidup akan berakhir hari ini. Akan lebih parah jika jiwamu tandus, lalu kegelapan menenggalamkan diri ini. Jiwa yang putih berubah hitam pekat. Terbelenggu dalam berbagai keterbatasan. Terasing dari kehidupan sosial. Kehilangan kepercayaan dan identitas. Kemiskinan membuat aku tertinggal. Semua itu sangatlah menyiksa. Karena bangun dari keterpurukan tidak mudah seperti gombalan motivator.
Anggap kisah hidup ini hanya dongeng sebelum tidur. Cinderella tetap bermimpi sang pangeran menjemput dan hidup bahagia bersama. Kisah klasik indah nan bermakna. Bukankah memang begitu cerita setiap insan kehidupan? Sesulit apapun, besok itu hanya akan menjadi sejarah yang bahkan tak pernah dikenang. Jadi untuk apa bersusah payah bergulat dengan kesulitan? Untuk apa terus menerus berteman dengan kesedihan? Kegilaan, jiwa yang berontak, amarah dalam hati karena ketidakadilan, hati ingin mengeluarkan semuanya namun mulut terpaku, semua siksaan itu lupakan! Itu hanya sampah kemarin yang harus dibuang bersamaan dengan si hina juga si picik yang bermukim di hati dan pikiran.
Hari ini, itu semua adalah sampah. Anggap itu adalah hadiah dari masa lalu yang sangat 'bersahabat'. Masa lalu yang mengajarkan arti hidup dan membuat diri ini mengenali Tuhan. Kututup catatan ini dengan penuh rasa syukur pada Sang Pencipta. Dinamika hidup yang penuh pasang surut. Kepedihan karena harapan yang patah dan rapuh. Mimpi tak terwujud yang terbang melayang, biarlah terbang sangat jauh. Kegelapan, kesepian, sendiri namun aku bahagia menyadari keberadaan Tuhan. Berpikir, menghayati, menikmati segala yang terjadi. Damai bersama jiwaku. Inilah hidupku.
Anggap kisah hidup ini hanya dongeng sebelum tidur. Cinderella tetap bermimpi sang pangeran menjemput dan hidup bahagia bersama. Kisah klasik indah nan bermakna. Bukankah memang begitu cerita setiap insan kehidupan? Sesulit apapun, besok itu hanya akan menjadi sejarah yang bahkan tak pernah dikenang. Jadi untuk apa bersusah payah bergulat dengan kesulitan? Untuk apa terus menerus berteman dengan kesedihan? Kegilaan, jiwa yang berontak, amarah dalam hati karena ketidakadilan, hati ingin mengeluarkan semuanya namun mulut terpaku, semua siksaan itu lupakan! Itu hanya sampah kemarin yang harus dibuang bersamaan dengan si hina juga si picik yang bermukim di hati dan pikiran.
Hari ini, itu semua adalah sampah. Anggap itu adalah hadiah dari masa lalu yang sangat 'bersahabat'. Masa lalu yang mengajarkan arti hidup dan membuat diri ini mengenali Tuhan. Kututup catatan ini dengan penuh rasa syukur pada Sang Pencipta. Dinamika hidup yang penuh pasang surut. Kepedihan karena harapan yang patah dan rapuh. Mimpi tak terwujud yang terbang melayang, biarlah terbang sangat jauh. Kegelapan, kesepian, sendiri namun aku bahagia menyadari keberadaan Tuhan. Berpikir, menghayati, menikmati segala yang terjadi. Damai bersama jiwaku. Inilah hidupku.
Komentar