Hidup seadanya dengan hidup tanpa tujuan,apakah beda? Mencoba untuk tidak terlena dan lupa dengan apa yang sudah terjadi. Berusaha untuk menempatkan diri pada posisi yang sangat menenangkan, menempatkan damai dalam jiwa. Berusaha untuk membangun segalanya. Perlahan lahan namun hancur lagi dan lagi. Dan kau, dimana kau menempatkan hati dan pikiranmu? Ditempat sampah itu? Ditempat yang kurang ajar itu? Kau sempurna karena akal dan anugrah itu. Kumpulkan bagian demi bagian, jangan dengarkan bisikan terkutuk. Aku tau ruang itu dimiliki setiap orang. Kau dan ceritamu yang akan melukisnya.
Karena apa itu sakit? Semua orang berada di antara sedih dan bahagia, susah dan senang, benar dan salah, dan apakah serumit diriku? Bukankah memang begitu siklus kehidupan? Semua terus berputar, silih berganti. Tidak akan ada yang dibodohi takdir. Tidak pernah kudengar Tuhan menciptakan manusia untuk dibodohi atau membodohi. Sesungguhnya Tuhan Maha Baik. Senyum yang paling indah itu adalah senyuman ditengah rasa sesak yang menimpa hati. Canda tawa ditengah kesulitan yang membelit adalah sesuatu paling tulus. Sambil menarik nafas panjang ingin rasanya aku katakan sejagat raya bahwa aku baik-baik saja ditengah air mata yang menjadi kubangan dalam rumahku saat ini. Karena apa itu sakit? Segenap rasa dan pikiran tercurahkan untuk itu, sesungguhnya itu membunuh diri sendiri. Menikmatinya adalah salah satu cara untuk menenangkan diri tapi jangan terlena didalamnya. Karena orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan rasa sakit dalam hidupnya, mengubahnya menjadi motivasi sehingga muncul tekad dan pribadi yang tangguh. Bagaimana caramu memperlakukan rasa sakit?
Komentar