Langsung ke konten utama

Tanpa Judul

Legam.. duduk pada arang
Hitam iman ditemui duka
Aku sakit, takut menemui sanak
Harap anggap aku istimewa
Kosong.. budak pikiran cacat kasih
Haru membiru di kamar dingin
Teman sakit, takut menggenggam angan
Kau sungguh tak istimewa
Sesungguhnya, nilai dan ukuran hidup,
tidak ada pada banyaknya derita
Omong kosong istimewa, kita semua sama
Sering salah memilih jalan & tanggung jawab
Derita diri yang tersiksa,
bukanlah syarat mengasihi makhluk
Kita sama, belajar cinta
Tunduk! Meski putihmu tinggal setitik
Mari sederhanakan harap
Tetap sakit, senyum kita mengobatinya
Ikhlas jiwa kita menerimanya
Masih hitam, tapi tidak takut cahaya
Aku melangkah memulai semua
Perlahan, kasih sudah bukan kasat
Semoga semua makhluk berbahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lotšŸ¤