Singkat cerita, hai anak. Bagaimanapun redupnya, sinar tetaplah milik cahaya. Yang membuat gelap hati itu, apa kamu ketahui? Dosa, anakku. Tuhan pisahkan mawar dengan durinya karena sudah tak ada pantas. Sudahlah sudah, rela ada di paling tinggi dalam jatuh cinta. Kalaulah landak tak ada teman karena durinya, aku tak ada teman karena lidahku. Sudah surut, sudah kering kau keluar dari kubangan, ia baru hendak terjun kedalamnya. Dalam indah tipuan hawa nafsu, di atas angin melayang-layang bersama kebohongan dunia. Mari sayang, kita sederhanakan semua perih dan kehilangan. Mari, kita ucap segala harap baik untuk mereka yang pergi, yang sombong, yang hilang. Atau kita tertawa? Perempuan yang mengadu bengis takdir dengan pundaknya tidak akan bertemu patah oleh sebab keledai bodoh dan duri di keningnya. Kita ucap, “bertemulah dengan muaranya, dan jangan sekali-kali membenci salah satunya”
Sesungguhnya dialog pagi hari ini, antara aku dan Kau, hanya kita yang mengerti. Sesungguhnya dialog pagi hari ini, dari hati menuju jauh menembus langit.
Komentar