Pada halaman ke-34 catatan ini ditulis, kusadari bahwa catatan-catatan ini terlalu gelap untuk kubaca ulang. Semua isi hati tergelap, semua tabir hitam, derita, dan duka lara. Tidak sering kukatakan bahwa nafas yang tersisa saat ini adalah anugrah dan nikmat yang sangat aku syukuri. Aku mungkin jalang. Aku mungkin adalah luka. Aku lah luka yang terus menganga itu. Sampai disini, cukup, akan kusudahi. Hati dan jiwaku tetap pada pendirianku, bahwa aku tidak diijinkan putus asa walau putih tinggal setitik. Aku tetap tumbuh. Allah, Tuhan yang menguasai seluruh langit, bumi, beserta seluruh isinya. Kukembalikan segala puing yang berserakan di dadaku, kutitipkan segala soal dan perkara kehidupanku, aku berserah. Semoga Allah memberkahi aku dengan cahaya rahmat, hidayah, dan taufiq. Aku memohon perlindungan dari segala perkara yang akan membawaku kembali memunguti puing-puing kesengsaraan. Aku memohon ampunan. Sungguh aku telah sampai pada keinginan untuk meninggalkan semua sampah dan mulut-m...
Memoar puan menawan sejagad pikiran sudah terbit kembali