Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Catatan 34 Akhir derap gelap

Pada halaman ke-34 catatan ini ditulis, kusadari bahwa catatan-catatan ini terlalu gelap untuk kubaca ulang. Semua isi hati tergelap, semua tabir hitam, derita, dan duka lara. Tidak sering kukatakan bahwa nafas yang tersisa saat ini adalah anugrah dan nikmat yang sangat aku syukuri. Aku mungkin jalang. Aku mungkin adalah luka. Aku lah luka yang terus menganga itu. Sampai disini, cukup, akan kusudahi. Hati dan jiwaku tetap pada pendirianku, bahwa aku tidak diijinkan putus asa walau putih tinggal setitik. Aku tetap tumbuh. Allah, Tuhan yang menguasai seluruh langit, bumi, beserta seluruh isinya. Kukembalikan segala puing yang berserakan di dadaku, kutitipkan segala soal dan perkara kehidupanku, aku berserah. Semoga Allah memberkahi aku dengan cahaya rahmat, hidayah, dan taufiq. Aku memohon perlindungan dari segala perkara yang akan membawaku kembali memunguti puing-puing kesengsaraan. Aku memohon ampunan. Sungguh aku telah sampai pada keinginan untuk meninggalkan semua sampah dan mulut-m...

Catatan 33

  Hi mama sayangku cinta kasihku.. karena sudah kelahi bersama sulit dan memekik, karena leher hampir terjerat dicekik, aku bersama ketulusan mengucapkan terima kasih telah menjadi pembelaku. Aku dipeluk dina, saat kamu bilang cahaya. Aku dimainkan fana, saat kamu meninggalkan hina, duka lara. Itu dia disana, aku yang duduk kau tusuk pedang, aku diam, aku terima. Lidahku ini bisa lebih tajam dari pedangmu. Aku tidak ingin kamu terluka. Itu dia, yang sangat lapang menerima setiap warna dirimu. Itu dia, hatiku untukmu. Aku katakan waktu itu pergilah kesana, lihat seberapa besar cintaku. Lihat kita saat ini ada pada puncaknya, ternyata cintamu tumbuh jauh lebih besar. Terima kasih.