Langsung ke konten utama

Catatan 39

Wahai Dzat yang Maha Hidup dan Maha Menguasai Kehidupan..

Sesungguhnya ketika Kau hilangkan satu orang dariku, tidak akan pernah sekalipun mengurangi penjagaan-Mu terhadapku. Sesungguhnya ketika kau hilangkan satu cinta yang membawaku pada keburukan, cinta dan kasih-Mu jauh lebih besar.

Maka ketika aku gantungkan segala harapan hanya kepada-Mu, ketika aku serahkan segala urusan pada ketetapan-Mu, aku berdo’a semoga Kau karuniakan ketenangan dalam qalbu. Tenang yang membawa jiwa, hati, dan raga untuk tunduk dan taat kepada-Mu, tenang yang membuat diri mudah untuk melakukan ibadah-ibadah, tenang yang membawaku pada kelapangan bahwa ketetapan telah selesai Engkau tetapkan Ya Allah Rabbul aalamin.

Tiada keraguan. Kau genggam hati dan tanganku, nafasku ada pada-Mu. Maka apa yang membuat hati ini terasa berat, jika sesungguhnya Engkau Rabb Yang Maha Adil dan Bijaksana. Pada waktu sore di hari Jum’at ini, aku yang tidak memiliki daya dan upaya, mengharap ridha-Mu. Semoga kau limpahkan rahmat, hidayah, dan taufiq. Tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahuwataala.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lotšŸ¤