Aku katakan "Pernahkah pada saatnya kau tiba di persimpangan, haluan mana yang membuatmu menuju? Padahal sudah jelas Allah katakan manusia diciptakan untuk beribadah, namun hati seakan keras pada keduniaan. Kau sungguh sudah mencari, kau dapat kaidahnya, tata caranya, kau genggam haluan yang ingin kau tuju. Kau mengetahui.
Berjalanlah tuan.. dengan sebaik-baik khiasan yang kau bangun pada jiwamu. Pada dunia yang penuh keletihan dan rasa lelah, sia-sia jika putus asa menetap pada puncak. Cahaya indah rahmat semoga menyinari lebih dari semburat keemasan di persemayaman matahari. Semoga Allah menyinari langkahmu, berdarah terompahmu, namun Allah Ar-rahman, Dia akan menyembuhkan lukamu, sampai kerak-keraknya.
Kuharap kau tidak lupa betapa indanya syurga yang disifatkan Nabi salallahualaihi wasallam, persimpangan ini semoga membawamu kesana. Pergilah dengan meluaskan hati. Berputar pada ketidakberdayaan hanya membuat kepalamu keras, sadarilah keterbatasan ini adalah bentuk kelemahan hamba yang harus senantiasa bergantung pada Allah. Pergilah dan lembutkan hatimu, tidak akan sekalipun bumi mengkhianati apa yang ditetapkan untukmu. Jangan bersedih, pergilah, melangkahlah. Fii amanilahh..”
Komentar