Langsung ke konten utama

Catatan 52 Berjalan Surut Hatimu

Aku katakan  "Pernahkah pada saatnya kau tiba di persimpangan, haluan mana yang membuatmu menuju? Padahal sudah jelas Allah katakan manusia diciptakan untuk beribadah, namun hati seakan keras pada keduniaan. Kau sungguh sudah mencari, kau dapat kaidahnya, tata caranya, kau genggam haluan yang ingin kau tuju. Kau mengetahui. 
Berjalanlah tuan.. dengan sebaik-baik khiasan yang kau bangun pada jiwamu. Pada dunia yang penuh keletihan dan rasa lelah, sia-sia jika putus asa menetap pada puncak. Cahaya indah rahmat semoga menyinari lebih dari semburat keemasan di persemayaman matahari. Semoga Allah menyinari langkahmu, berdarah terompahmu, namun Allah Ar-rahman, Dia akan menyembuhkan lukamu, sampai kerak-keraknya.
Kuharap kau tidak lupa betapa indanya syurga yang disifatkan Nabi salallahualaihi wasallam, persimpangan ini semoga membawamu kesana. Pergilah dengan meluaskan hati. Berputar pada ketidakberdayaan hanya membuat kepalamu keras, sadarilah keterbatasan ini adalah bentuk kelemahan hamba yang harus senantiasa bergantung pada Allah. Pergilah dan lembutkan hatimu, tidak akan sekalipun bumi mengkhianati apa yang ditetapkan untukmu. Jangan bersedih, pergilah, melangkahlah. Fii amanilahh..”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lot🤍