Ingin rasanya pulang menuju rumah impian, namun ratapan belum cukup untuk sebuah jamuan.
Ingin rasanya berlari dari seluruh bising, namun amal masih sangat rendah tertakar untuk menyingsing.
Ingin rasanya menyusur peluh, menggema menuju seantero pikiran; aku hebat.. aku tidak membual. Aku kuat.. aku tidak mendusta.
Hai kamu manusia tidak tahu diuntung, warasmu tidak lebih berharga dari apa yang mereka cari. Yang sementara, yang mudah lenyap.
Untuk apa berkeinginan dan berangan-angan? Ingin rasanya.. Ingin rasanya.. dan seterusnya.
Kenyataan bahwa jiwamu dibunuh dengan begitu keji tidak mengurangi kedudukanmu di sisi Dzat Yang Maha Mulia jika memang kamu orang yang bertakwa.
Ingin rasanya semua ini berakhir, namun dunia adalah tempat dengan akhir yang paling membingungkan. Akhir namun awal. Awal namun akhir.
Yang paling pasti adalah hari akhir itu akan tiba dan semua akan selesai. Selesai.
Komentar