Langsung ke konten utama

Catatan 58 Pada Akhirnya

 Bap..

Bap, sesungguhnya hikmah yang Allah beri sudah lebih dari pada apa yang kuharap, untuk mencukupkan segala yang kurang dan hilang.

Sebisa dan semampuku, selama nafas masih berhembus, aku akan meletakkan mereka di pundakku, aku menopang mereka di pundakku, namun Allahuakbar, sungguh Allah menopang seluruhnya yang ada padaku dengan penuh kasih dan cinta.  

Allahumma inni asaluka yal`ahadusshamad yalladzi walamyulad walam yaqullahu kufuwan ahad. Allahumma inni as`aluka antaghfirali.


Di hadapan engkau Ya Allah, seorang anak yang mengatasnamakan ibu bapaknya dalam catatan-catatan pilunya bersimpuh, memohon ampunan. 


Maka aku ridho YaAllah, atas segala hutang pengasuhan dan hal-hal lain yang ditinggalkan. Sesungguhnya Ilmu-Mu sangat luas YaRabbi sedangkan kami begitu terbatas.


Ya Allah Ya rahman Ya ghafur.. aku memohon kepada Engkau Ya Rabb dengan nama-Mu yang Agung, hanya dari sisi-Mu aku memohon, tiada sekutu bagi-Mu, ampuni aku dan kedua orang tuaku YaAllah.. ampuni aku.. ampuni kami.. Jangan kau biarkan ramadhan ini berlalu melainkan tak kau sisakan dosa-dosa dalam diri, Ya Allah..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lot🤍