Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Catatan 64 Beri tahu aku jika anda mengerti

Menyapu diri dengan gelombang, hamba duduk pada pesisir. Bukannya kemarin anda begitu dan begini? Mengapa rumah tidak bisa dibangun dalam waktu semalam? Karena ia lelah dan pergi? Membawa cinta hanya sampai mata kaki, cepatlah! dunia sudah tua. Neni sang biduan, berjalan menyusur remang-remang, menyisir tembang-tembang, "mana yang untuk aku pentas?" ia jawab "seperti setiap hari kau bersenandung ria, bergegas!"  "Katakan padaku apa itu cinta." "Anda bangun dalam keadaan mabuk, mata, telinga, dan hati tak dapat merasa, kepala terbentur kenyataan, sehancur-hancurnya, sehina-hinanya. Disitulah ada ruang rindu yang seharusnya di isi cinta. Anda menaruh seluruh bejana harap pada bejana yang lain. Pecah, kan? Sesuatu yang mengeluarkan anda dari semua kekacauan itu, itulah cinta. Berharap anda mengetahui hakikat setelah peperangan ini."  

Catatan 63 MERAJUT PERADABAN

     Menarik ulang masa 10 tahun yang lalu, kembali membawa tanya kehidupan dan rumitnya rubrik kenyataan yang dibangun pada saat itu.         Diluar seluruh kecamuk yang mengaburkan kedamaian yang seharusnya di pelupuk mata, pada saat itu yang terlanjur dirajut oleh pikiran adalah benang-benang kekusutan mengenai sandaran yang seharusnya sedia pada diri. Sebagai seorang mahluk yang sedang sakit hatinya, tak ada habisnya, tak ada hentinya diri menyalahkan keadaan dan menginginkan sebuah sandaran. Kesalahan terbesar adalah, tidak adanya sosok panutan yang dapat menjadi penuntun, entah tidak menyadari, bodoh, atau terbelakang, menjadikan rasa sakit sebagai fokus terbesar sehingga lupa akan hakikat. Menjadikan luka sebagai pembenaran untuk melakukan ini dan itu, berdasarkan aturan baru yang dibuat dalam rubrik yang tidak relevan dengan aturan-aturan Tuhan.       Ini pula yang menjadi kekhawatiranku sebagai seorang perempuan. Komunikasi...