Menyapu diri dengan gelombang, hamba duduk pada pesisir. Bukannya kemarin anda begitu dan begini? Mengapa rumah tidak bisa dibangun dalam waktu semalam? Karena ia lelah dan pergi? Membawa cinta hanya sampai mata kaki, cepatlah! dunia sudah tua. Neni sang biduan, berjalan menyusur remang-remang, menyisir tembang-tembang, "mana yang untuk aku pentas?" ia jawab "seperti setiap hari kau bersenandung ria, bergegas!"
"Katakan padaku apa itu cinta."
"Anda bangun dalam keadaan mabuk, mata, telinga, dan hati tak dapat merasa, kepala terbentur kenyataan, sehancur-hancurnya, sehina-hinanya. Disitulah ada ruang rindu yang seharusnya di isi cinta. Anda menaruh seluruh bejana harap pada bejana yang lain. Pecah, kan? Sesuatu yang mengeluarkan anda dari semua kekacauan itu, itulah cinta. Berharap anda mengetahui hakikat setelah peperangan ini."
Komentar