Langsung ke konten utama

Catatan 66 Keluar dari Imagery

 


    Sekali-kali, aku ingin menulis secara literal, beberapa orang salah mengartikan bahasa dalam tulisan-tulisan. Padahal sebenarnya makna itu bisa dicari berdasar pada  perspektif, makna ada dalam interpretasi masing-masing pembaca. Aku membebaskan pembaca untuk mengartikan sendiri emosi yang ada dalam setiap kata. Yang paling penting, sebenarnya kata itu dapat mewakili emosi yang tak tersampaikan, anggap saja ini perpanjangan lidah yang tak sanggup mengutarakan.
    Seringkali aku berkata mengenai hakikat, tahukah apa yang dimaksudkan? Hakikat itu bisa bermacam tuan puan. Hakikat penciptaan, hakikat cinta, hakikat seorang hamba, hakikat Sang pemilik hakikat. Pada akhirnya  anda sekalian akan diajak berpikir kembali mengenai diri anda, situasi yang anda alami, kemana anda menuju, bagaimana anda seharusnya berakhir, dan masih banyak lagi. Sadarilah bahwa pada akhirnya tiada suatu hal pun yang tidak kembali pada Tuhannya, karena Ia yang memiliki segala perkara. Ialah الله عز وجل
    Jika anda menemukan keindahan dalam tulisan, sadarilah bahwa keindahan itu berasal dari taufiqNya. Walaupun sebagian tulisan-tulisan ini terdengar seperti puisi duka lara, namun aku taruh di dalamnya rasa kagum pada Sang Pencipta. Untuk apa kulakukan? Semoga setiap pembaca yang terketuk hatinya dapat menemukan keindahan hakikatNya, sekelam apapun keadaan, sehina apapun diri, bahkan saat kehidupan ada di titik nadir, sudah kubilang kekaguman tetaplah kekaguman! Hikmah adalah kebaikanNya, bentuk kasih dan cinta Allah. Pasti ada disana, dalam setiap lembar yang anda dan aku tuliskan, jadi berhentilah ber-orientasi pada sisi duka dan laranya, ada sesuatu yang lebih bermakna di lain sisinya. Tolong jangan beratkan aku kelak di hadapanNya, silakan ambil dan lakukanlah seluruh kebaikan yang mampu anda sekalian tangkap melalui tulisan seorang perempuan yang pernah gila ini. 
  Aku seorang perempuan yang diberikan kesempatan bertemu dengan titik kesadaran untuk kembali menghargai nilai-nilai luhur, nilai yang disematkan langsung oleh Tuhan seluruh alam, Allah  عز وجل . Maha baik Allah. Hendak aku teruskan pesan-pesan kesadaran tersebut dalam frasa yang menjadi 66 catatan kurang lebih sampai saat ini, andai anda mengerti. Aku tuliskan, semoga anda menemukannya. Sungguh, tiada titik balik yang paling indah selain kembali pada syariat Allah.  
     
    Beri tahu aku jika anda mengerti. Jika anda mengerti! Jika anda mengerti, bahwa yang tersirat adalah anda sekalian harus bergegas memperbaiki apa yang sudah rusak, hati kita. Bergegas menemui diri yang sudah lama hilang, bergegas menemui diri yang dulu ingin menjadi taat namun tergerus oleh waktu, keadaan, dan nafsu. Rasakanlah, titik balik dimana Allah letakkan cahaya fi hati anda, kemudian anda menyambutnya, itu adalah hidayah yang mahal sekali,mahal sekali. Semoga Allah beri kita hidayah, rahmat,dan taufiqNya. Jika anda mengerti, bahwa kepada Allah lah tuan puan kembali , Allah pencipta dan Yang mengurus setiap hal dari diri anda. Beri tahu aku jika kau berhasil menemukan pesan tersirat sebuah catatan, bahwa sesungguhnya Allah-lah poros cinta dari segala cinta, hanya kepada Allah kita berharap. Bejana harap akan aman ditangan pemilik dan pemeliharanya. 

     Terima kasih bila anda sekalian pernah berkenan membaca catatan-catatan itu. Berharap anda bertemu manfaat di dalamnya. Semoga hati kita senantiasa dipenuhi rasa syukur, semoga Allah selamatkan kita dalam hidup dan mati kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lot🤍