Langsung ke konten utama

Kebenaran



Kebenaran dalam pandangan makhluk itu bergradasi. Kemunduran adab adalah ketika tidak berusaha berjalan dan menemukan kebenaran. Kebenaran yang hak hanya datang dari Yang Maha Kuasa. Sebagai manusia, tugas utama adalah concern on how to be a true servant of Allah. Sudahi semua ekspektasi dan penilaian terhadap mahkluk, turn our excitement to reach the devine love. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui segala isi hati. Jujurlah dihadapan Allah sebelum mengutamakan makhluk. Jujur kepada Allah artinya selalu memohon pertolonganNya dan melakukan setiap aktifitas diniatkan hanya karenaNya. Mementingkan kejujuran terhadap Allah adalah bijak dan mulia dari seorang hamba daripada terus menerus berfokus pada pencapaian dan ambisi. Kebenaran akan dituntun kepada kebenaran. Sungguh ketika diri mendapati sesuatu berbeda dengan apa yang diperkirakan, maka yang salah bukan kebenaran yang diasumsikan sebagai kebohongan,  melainkan perkiraan dan persangkaan yang harusnya dihilangkan. Wallahualam. Barakallahufiik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lotšŸ¤