Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

sumbangan bejana amal

  Betapapun kehinaan terpampang pada jendela seluruh muka, aku tetap pada usahaku menyusur. Aku tetap dengan Tuhanku. Allahu yahdik. Allahu yahdik.  "Lā taqnatū min rahmatillāh" memiliki makna yang cukup bagi diri untuk lekas berlalu bersama kafilah.  Allahu yahdik. 

Catatan 78 Pada malam diiringi rintik

  Apalah daya diriku ini Ya Illahi Selimut keangkuhan mulai terkikis diselingi ragu. Apakah aku memang sudah benar? Atau merasa benar? Apakah mereka yang mengalami fase yang sama berkata demikian? Menyikapi diri yang sudah lama menyembuhkan diri, terkadang keraguan tetap muncul pada satu titik. Apakah aku benar-benar sudah berubah?  Ternyata, semua itu diusahakan. Lagi dan lagi, harus setiap saat kuingatkan diriku dalam cermin, aku tidak istimewa. Siapakah aku berhak menuntut untuk tidak bersakit-sakit? Sementara jelas mereka yang mengaku beriman pastilah merasakan ujian. Ampun seribu ampun, lagi-lagi aku menumbuhkan duri.  Meski demikian, seperti apapun rusaknya puan di masa lalu, selama nafas masih berhembus teruslah berharap, teruslah mendekat walau tertatih. Teruslah bercermin pada apa yang terjadi, tanamkan pada taman jiwa bahwa selalu ada kebaikan dan hikmah di setiap ketetapan. Semoga Allah Ar-Rahman melapangkan, melembutkan, dan memampukan hati untuk senantiasa be...

Catatan 77 Apakah aku menang?

  29 Ramadan 1445 Detik-detik menuju berakhirnya bulan yang mulia, the beloved ramadan. Kerikil di hati mengganjal lepasnya resah dan gelisah, menuju hari yang mereka sebut sebagai hari kemenangan. Di hari-hari yang penuh keberkahan ini, kegirangan diri ini melihat manusia berlomba-lomba melakukan fitrahnya. Seyogyanya itu adalah normal sebagai laku dari seorang hamba.  Ada pula yang menyayat hati, ketika insan merdeka tidak menyadari hati dan jiwanya tetap terbelenggu. Sakit sekali melihat nilai-nilai dan kesempatan emas yang disia-siakan seolah ia tidak butuh Allah. Semoga Allah mengampuni diri yang begitu lemah, tak mampu menahan segala angkara dengan lisan dan perbuatan. Larut dalam sikap duniawi, meminggirkan amal-amal yang seharusnya diburu. Lemah, sungguh lemah. Apakah aku menang? Berada pada keadaan tersebut bagaikan berlayar tanpa tujuan atau berlayar dengan peta palsu. Semoga Allah mengampuni diri, mensucikan diri dari segala dosa. Cahaya illahi tetaplah menjadi peng...