Langsung ke konten utama

Call

 


“Mama selalu doakan adek supaya tegak berdiri di kaki sendiri, Allah yang Maha Kuasa pasti bantu adek”.


The precious thing I’ve ever heard. Allah bless my ears masyaAllah subhanallah. 


Keberanian yang datang pada diri, aku sangat sangat yakin adalah cinta kasih Allah dan juga mungkin datang dari do’a tulus beliau yang Allah kabulkan. Pernah mempertanyakan tentan apa yang membuatku sampai meng-iyakan kehidupan dan bersaksi di hadapan Illahi Rabbi, ternyata pada hal ini aku yakin bahwa Allah akan memberikan banyak makna dan nikmat. Keberanian  diri untuk tegas dan berusaha menjauhi ikhtilat dan khalawat mungkin saja adalah do’a beliau yang Allah kabulkan. Setidaknya itulah yang membantu diri terlindungi, barrier dan limit yang dibangun semoga dapat mempertahankan iffah izzah seorang perempuan perantau yang jauh dari ibu dan rumah insyaAllah.   Lindungi kami YaAllah..



and yes mom, definitely I will try to stand up for myself and stand on my feet insyaallah. Hadza minfadhli rabbi. Apapun bentuknya sedang aku usahakan. Try not too attached to creation, karena memang hanya kepada Allah semua digantungkan. Mohon muliakanlah Ibuku tercinta Ya Illahi…   







“Adek akan ihtiarkan, semoga Allah mudahkan, mama sehat terus ya, hatur nuhun udah selalu doain adek, itu saja udah cukup”. 


The rare night call

🤍

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lot🤍