Langsung ke konten utama

Tidak ada yang perlu di ujub-i

Tidak ada yang perlu dikagumi dari diri sendiri karena semua datang dan terjadi karena pertolongan Allah, bentuk kasih cintanya Allah.  Tidak ada pantas yang paling pantas bagi seorang hamba kecuali waspada. Waspada terhadap apapun yang ditemui dalam takdir, khawatir merasa terpukau pada apapun yang dicapai. Waspada dan percaya pada konsep ‘hanya kepada Allah aku hadapkan wajahku’. Termasuk ketika tidak dipilih; tidak dipilih untuk menjadi ini, untuk menjadi itu, untuk menjadi sesuatu, untuk menjadi seseorang, untuk menjadi satu, untuk menjadi seutuhnya. Termasuk ketika diri memilih; memilih jalan lain, memilih kata hatinya, memilih mencari, memilih berkelana, memilih menyelam terlebih dulu, memilih untuk tidak menjadi sesuatu. Memilih untuk tetap duduk dibalik batas. Tidak ada sesuatu yang terlewat dari takdir seseorang. Apapun yang terlewat itu bukan bagian dari takdir, tidak ada apapun kecuali kebaikan didalamnya. Tidak pantas diri merasa paling baik keadaannya karena sesungguhnya yang ada hanyalah hina. 


Hanya saja, berbisik- bisik ia. Begini katanya, dia kira engkau perbaiki dirimu, ternyata kau masih bermain lumpur. Sekarang ia semakin yakin untuk membiarkan kafilah berlalu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...
Bap, I lost again. Aku tidak bisa menemukan yang seperti kamu di dunia yang berhampar-hampar ini. Yang ada mereka lebih dari kamu, Bap— dan aku tidak bisa. Aku tidak bisa menyamakan pucuk pada pohon yang kami tanam. Aku takut, jika terus saja begini, rantingnya akan patah dan aku jatuh, lagi dan lagi. Ahh Bap… how’s heaven? Boleh aku ikut saja kesana di pangkuan Bap? Kami tidak membawa bunga Bap kemarin, kami membawa hati yang penuh seperti yang sudah-sudah. Aku merasa Bap sudah menunggu ya dari sana? Selamanya Bap akan hidup dalam hati kami, dalam do’a kami, dalam tulisan ini.  Salam cinta untuk Bap, we miss you a lot🤍