Apa yang ada di pikiran saya setiap digelarnya kontestasi politik adalah rakyat masih sangat bodoh. Apabila saya terlalu keras dalam berbahasa jangan salah mengira bahwa pikiran dan hati rakyat lebih keras dari kebodohan yang saya ucap. Rakyat disuguhkan dengan kenyataan bahwa rakyat adalah pemegang tertinggi kekuasaan, yang pada kenyataannya rakyat hanya diperalat, diiming-imingi, diperbudak, dibodoh-bodohi, oleh pejabat yang dipilihnya sendiri. Ini membuktikan bahwa rakyat Indonesia sangat tidak siap dengan demokrasi. Demokrasi ditangan rakyat yang masih mudah disetir, mudah dobodohi, mudah diprovokasi, hanya akan melahirkan pejabat pemerintah yang saya rasa tidak jauh dari sistem feodal; hanya mementingkan dirinya dan kroninya. Fenomena serangan fajar menunjukan bahwa pemerintah dan pemegang kuasa tak ubahnya seperti Marie Antoinette yang melempar kue pada budak-budak miskin. Suara untuk 5 tahun dibeli dengan seliter minyak goreng dan beberapa genggam beras. Ada lagi yang sangat men...
Memoar puan menawan sejagad pikiran sudah terbit kembali