Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

22 Mar 2025

Sastra adalah jalan menuju kedalaman pikir yang sangat humanis. Sastra adalah jalan menuju imaji yang berkelana, menyusuri ruang-ruang pikir yang liar, mengikis ceruk-ceruk kepala yang keras akan ego dan pikiran yang tertinggal. Sastra adalah rupa kehidupan yang tidak terbayang di sebegaian benak, membuka mata dan hati untuk maklum dan empati. Jika ada pihak yang membenci karya tulis terlepas yang ada didalamnya, maka sisi humanitasnya dipertanyakan. Siapa yang takut pada buku yang tidak bernyawa? Mengapa? Karena sejatinya sebuah karya dibuat oleh hati yang terbuka dan kepala yang berpikir. Maka bukan ia takut pada buku, melainkan takut pada buah pikir. Buah pikir yang mampu melahirkan kesadaran, kecerdasan, pemahaman, kebijaksanaan. Buah pikir yang mampu melahirkan perlawanan terhadap angkara murka yang sengaja memelihara kebodohan dan IMPUNITAS . Pahitnya, borok-borok itu justru terdapat pada pemimpin negara republik yang dibangun oleh keringat, darah, dan air mata---bahkan nyawa. Di...

Catatan 81

      Ada yang pongah berjalan tegap menginjak hampa kelam nasib orang lain yang hanya dianggap debu dunia. Ada yang berusaha menjadi Tuhan dalam hidupnya. Maka jangan menyalahkan mereka yang memicingkan mata mendengar kata agama karena bagi mereka itu hanya sebatas dogma. Apa yang disampaikan orang berbaju agama hanya karena merasa diri lebih mengenal Tuhan adalah seburuk-buruknya salah paham terhadap dirinya sendiri. Rasa malu yang ditimbulkan karena kesalahpahaman tersebut sangatlah tinggi sampai membuat seseorang tidak sanggup menatap bayang di cermin. Apa yang disampaikan hanyalah belati tajam yang mengiris setiap aib, mengupas cangkang luka seolah diri hidup hanya untuk dipermalukan iblis jahanam. Siapapun itu; pemulung, pengamen, pramuria yang menjajakan tubuh agar anaknya bisa makan. Pencuri motor, remaja yang melumuri tubuh dengan cat perak, hingga mereka yang bergelut di terminal, semua berhak selamat dari dogma, stigma, dan prasangka. Namun itu hanyalah niscaya...

Catatan 80

Siapa yang mampu menanggalkan kehendak dari kata-kata yang hanya terdengar, terucap. Sementara hati manusia sangatlah dalam palungnya. Aku berdiri pada ambang kesadaran mengenai jari jemari yang membelaimu beriringan dengan pertentangan dalam benak. Walaupun begitu, hati dan rasa adalah hal natural yang dimiliki ia yang merasa manusia. Situasi yang mengiringinya, orang yang membawanya pada kumuh bejana hatinya, terkadang membuat hati dan rasa bermacam bentuk dan warnanya.  Menjadi dewasa adalah normal dalam ketidaknormalan. Menguji seberapa gigih dan gagah pundak beradu dengan bengis takdir. Menjadi dewasa aku belajar banyak memaklumi sisi gelap, hitam, kotor, marjinal, tertindas. Dalam hidup, Tuhan memanglah sangat adil. Kita tidak selalu dihukum untuk dosa yang kita lakukan, namun penyesalan yang bersemayam dalam hati cukup sebagai hukuman itu sendiri. Tidak menghakimi jalan hidup seseorang dan bagaimana seseorang bertahan hidup. Normatif, namun percayalah ini adalah bagian sulit...