Kala hujan, aku suka berdiri di muka jendela. Air memercik, angin berhembus membelai. Ini juli, aku sangat suka angin bulan juli dan bulan desember. Aku berdiri, hanya berdiri, memeperhatikan --apapun yang tertangkap mataku. Seringnya, burung-burung mengejek aku yang tolol, kadang kami tertawa bersama. Terdengar seperti tawa. Dalam hening imajiku, aku menyimpan baik segala perasaan yang menerjang tubuh dan jiwa saat ini. Disimpan untuk musim berikutnya yang kemungkinan besar perasaan-perasaan tersebut sulit kurasa. Manusia dinamis, manusia tumbuh. Segala kengerian akan pudar bersama tumbuhnya aku atau matinya aku. Si tolol ini memohon hidup yang penuh makna, maka inilah makna. Segala kegagalan, ketertinggalan, ketidaktercapaian yang mengikuti diri lagi dan lagi adalah yang membawaku pada makna itu sendiri. Tuhan benar, apapun yang aku mohon akan Dia berikan. Namun aku sering terlalu bodoh dan tidak mengerti bahasa semesta. Berputar-putar pad...
Memoar puan menawan sejagad pikiran sudah terbit kembali