Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Carita Pondok

HUJAN   Cai hujan turun maseuhan bumi, ngalir ka tempat anu rek dituju. Bidadari turun ti khayangan nga alus-alus alam endah jeung permai. Kembang sareuri bungah ningalikeun kaayaan hate.  Manuk ngiuhan duduaan dina tangkal anu rimbun.   Dijuru kamar, ditukangeun jandela, simkuring nangtung ninggalikeun ka luar imah. Ninggalikeun keclak cai hujan anu ngingetkeun simkuring ka anjeunna. Ngingetkeun kenangan manis perkawis anjeunna. Kenangan anu mangrupa memori endah anu moal karurud ku gugusan batu atawa kabawa palid cai hujan. Keclak cai hujan ngajadikeun simkuring ngaraos caket jeung anjeuna. Anjeuna nu ngancik dina jero ati, anjeuna nu ngawasaan ieu emutan. Anjeuna nu tetep tumetep di jeroning ati sok sanaos saleresna anjeuna ninggalkeun simkuring. Anjeuna cinta anu manggaran pikeun simkuring, hiji lalaki nu tiasa ngaluluhkeun ieu ati nu salami ieu nangtung teu owahgingsir.    Masih keneh kagambar awal urang duaan panggih. Nalika harita hujan turun...

11.09

     Bagiku hidup ini adalah keajaiban. Sama indahnya ketika kau melihat bintang ditengah gelapnya malam. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur, walau suatu waktu tekanan hidup yang luar biasa memilukan rasanya memberikan rasa perih yang tidak tertahankan. Seakan ingin aku akhiri saja hidup ini. Belum ditambah dengan bumbu diremehkan banyak orang, dipandang sebelah mata, orang seperti tidak percaya aku memiliki kemampuan. Itu sangat menyiksa! Tidak ada teman, tidak ada yang bisa mendengarkan apa yang ingin aku utarakan. Hanya ada aku dan bayanganku dalam cermin itu. Kami berdua saling menatap dan berkata "kuat.. kuat" sementara hujan air mata terasa menghujami kaki. Kaki yang berusaha tetap berdiri, rasanya sungguh perih. Akhirnya menangis tersedu-sedu sembari menyebut nama Tuhan. Berharap Tuhan akan mengganti setiap tetes air mata yang terjatuh. Berharap semua ini akan cepat berlalu. Saat orang-orang terlelap, aku masih duduk bersila di atap rumah memandang langit ya...

Hari ini

  Bergulir seperti biasanya. Pagi yang beku. Sepertinya udara mencapai titik terendah. Tetap terdengar sayup orang melantunkan ayat Sang Pencipta. Dibelakangku, ada yang masih malu-malu menampakan cahayanya. Anginpun masih betah bersembunyi. Para penari itu tetap saja membuat pagi ini semarak. Hewan berbulu yang terbang dan sebangsanya membuat pagi ini semakin ceria. Bahkan Yang Maha Kuasa menyuguhkan kenikmatan mulai di pagi buta sampai nanti tiada hentinya. Maka apa yang harus didustakan? Hati? Apa kabar dengan hati? Bagaimana kondisinya saat ini? Sudahkah awan hitam tersibakkan dari sana?   Jika hati masih mendung, tidak perlu khawatir karena keadaan pasti berubah. Siang berganti malam, begitu pula dengan keadaan. Hanya percaya pada kebaikan Tuhan. Tak ada satu orang pun yang mengetahui rahasia Tuhan. Cenayang? Penyihir? Semua itu omong kosong. Rasa perih yang ada dalam hati ini membuat diri ingin terus berjuang untuk keluar dali lubang hitam. Terus merangkak sampai pun...

Masih cerita

  From April 2017   Pagi berganti siang, kemudian malam datang, lalu aku kembali lagi ke waktu pagi, selalu begitu dan aku masih dengan ketidakjelasan ku juga masih tetap tidak berdaya, aku tetap diam hanya demi mereka yang tercinta, namun yang tercinta seakan tidak mencinta. Aku percaya Tuhan mendengar semua doaku, aku hanya perlu sabar untuk menunggu waktu dimana doaku dikabulkan. Jika orang-orang tidak peduli pada hati dan masalahku itu tidak menjadi masalah yang berarti. Terima kasih telah mengajarkan ku cara bersikap, benar atau salah di hadapan Tuhan bukan hanya aku yang bertanggung jawab. Tuhan akan menunjukan keadilan-Nya pada kalian semua.    Sebuah syair dalam buku karangan DR. 'Aidh al-Qarni berbunyi "Aku sembunyi dari zaman dibawah bayangan sayapnya, kedua mataku melihatnya tapi dia tidak meihatku. Jika kau tanyakan pada hari2 tentang diriku, dia tidak tau dimana tempatku, dan kau juga tidak tahu dimana tempatku." Mewakili situasi hati saat ini. ...