Orang tua, tolonglah.. Tolong anak malang ini, tidakkah iba melihat hati yang tinggal satu jengkal? Menangis aku di sudut, bagaimana bisa iba, kau yang memotongnya, satu hasta, satu depa. Ingin mengucap yang ada tapi apa daya. Tak pantas ingusan bijak terhadap setengah baya. Namun seandainya kau lihat sedikit saja, tengok hati yang sebentar lagi berkarat. Bagaimana jika mati? Kembali ku menangis disudut, jika hatiku mati siapa peduli, tetap ia memaki. Sedikitpun tidak ia melihat sesuatu yang salah itu juga ada padanya. Tolonglah, tega engkau melihat aku mengemis pada diri sendiri? Haruskah juga padamu?
Memoar puan menawan sejagad pikiran sudah terbit kembali