Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Catatan5

 Siapa yang menyelami hidup siapa? Bagaimana bisa mengerti sudut pandang kalau telinga itu sebenarnya tidak ada. Berat terasa dalam hati namun keluh kesah itu tak terdengar. Menciptakan canggung tak berujung dan akhirnya kita bukan siapa-siapa. Dia bilang sikap yang ada sudah tidak relevan. Lupakan segala yang pernah terjadi di masa kecil tak berarti. Buta warna adalah duniaku. Duniamu berada diujung sana, berada jauh dari sini dan tidak buta untuk apapun.

Catatan4(teman)

  Masa lalu memberitahuku bahwa teman adalah sesuatu yang mudah menghilang. Ketika hati ini telah berkomitmen setulus hati untuk selalu bersama juga saling menjaga, hati yang lain hanyalah menganggap diri ini rival yang harus dikalahkan. Ketika hati bersyukur Tuhan mengirim hadiah dalam bentuk seorang teman, hati yang lain justru menganggap diri ini lawan yang berbahaya. Sungguh rasanya seperti dikhianati. Terlihat manis sekali padahal dalam hati tidak ingin kalah dan tertinggal sedikitpun. Mengakui keberadaan hanya ketika membutuhkan. Menengok keadaan hanya sebatas formalitas. Hanya karena hidup harus berteman, maka segala yang palsu dilakukan. Tersenyum padahal hatimu berpaling. Kenapa harus melakukan apa yang tidak ingin dilakukan? Untuk menjaga hati seseorang? Menjaga hati dengan memalsukan senyuman dan pujian yang terurai dari mulut itu? Rasanya ketulusan sudah menjadi barang langka. Jika benar saling menyayangi, mengapa kau picingkan mata ketika terjadi kesalahan? Membutakan ...

Catatan3(cinta pertama)

  Hati-hati dengan ranting kering nan penuh cagak itu, rapuh tapi bisa menusuk, akan berdarah jika lengah. Begitulah aku mengibaratkan diri ketika berada pada fase hidup yang sulit. Hari-hari diwarnai air mata berisi kepedihan. Diam dibungkam segala keterbatasan. Dunia terasa sepi, tak ada yang sudi berbagi energi denganku.   Hari itu kulihat wajah sendu itu. Kutatap seksama, membayangkan apa yang terjadi beberapa tahun terakhir. Sempat ku membenci dan tak ingin bicara sama sekali padanya. Kuanggap dia orang yang paling bersalah. Caraku memahami apa dan siapa itu cinta pertama benar-benar rumit. Begitu banyak yang harus dilalui untuk menyadari itu semua.  Melewati bertahun-tahun penuh kesunyian. Diam tidak bertegur sapa walau berada dalam atap yang sama. Sempat ku berpikir bahwa dia adalah yang terburuk. Namun Tuhan Maha Pengasih, tak Dia biarkan aku terus menerus berada dalam kesalahpahaman. Pelan-pelan es di hati mulai mencair. Terbayang kenangan masa kecil bersamanya,...

Catatan2

  Penderitaan salah sangka padaku dengan menganggapku teman lama yang merindukan untuk dikunjungi, dia datang silih berganti. Bahagia yang kubangun hancur lagi dan lagi. Dimana letak salahnya? Kubangun tembok kebahagiaan perlahan-lahan namun aku diyakinkan realita dan tembok itu hancur tanpa aba-aba. Ternyata bahagiaku hanya pura-pura. Keadaan bisa sangat mengerikan hanya karena masalah finansial. Hal klasik nan rumit yang membuat orang disini mengalami masalah emosional.  Keadaan mengolok-olok diri dan mencekiknya perlahan. Seperti hidup akan berakhir hari ini. Akan lebih parah jika jiwamu tandus, lalu kegelapan menenggalamkan diri ini. Jiwa yang putih berubah hitam pekat.  Terbelenggu dalam berbagai keterbatasan. Terasing dari kehidupan sosial. Kehilangan kepercayaan dan identitas. Kemiskinan membuat aku tertinggal. Semua itu sangatlah menyiksa. Karena bangun dari keterpurukan tidak mudah seperti gombalan motivator.    Anggap kisah hidup ini hanya dongeng seb...

Catatan

  Hidup seadanya dengan hidup tanpa tujuan,apakah beda? Mencoba untuk tidak terlena dan lupa dengan apa yang sudah terjadi. Berusaha untuk menempatkan diri pada posisi yang sangat menenangkan, menempatkan damai dalam jiwa. Berusaha untuk membangun segalanya. Perlahan lahan namun hancur lagi dan lagi. Dan kau, dimana kau menempatkan hati dan pikiranmu? Ditempat sampah itu? Ditempat yang kurang ajar itu? Kau sempurna karena akal dan anugrah itu. Kumpulkan bagian demi bagian, jangan dengarkan bisikan terkutuk. Aku tau ruang itu dimiliki setiap orang. Kau dan ceritamu yang akan melukisnya.   Karena apa itu sakit? Semua orang berada di antara sedih dan bahagia, susah dan senang, benar dan salah, dan apakah serumit diriku? Bukankah memang begitu siklus kehidupan? Semua terus berputar, silih berganti. Tidak akan ada yang dibodohi takdir. Tidak pernah kudengar Tuhan menciptakan manusia untuk dibodohi atau membodohi. Sesungguhnya Tuhan Maha Baik. Senyum yang paling indah itu adalah s...

At 4 am

From August 2016   Kau yang masih terlelap dalam tidurmu. Kau yang masih terbuai indahnya mimpi. Kau dengar suara itu? Seruan sudah datang, berarti ini saatnya untukmu bangun, bergegas penuhi seruan itu. Saatnya bersujud memuji kebesaran-Nya. Tidak hanya menggugurkan kewajiban tapi bukti cinta pada Sang Pencipta.   Lihatlah baik-baik ruang disekitarmu. Rasakan kenikmatan yang hanya bisa kau rasakan saat ini,hanya ada saat ini, hanya ada ditempat kau berada saat ini. Ditemani terang dari sinar bulan. Indah melihatnya dipermukaan air. Terang dan damai. Untukmu yang ingin merenung, suasana ini sangat cocok. Maka bangunlah, tidur memang nikmat dan syukuri kenikmatan itu dengan bangun bersujud memuji kekuasan-Nya.   Hari ini, kembali ku mengingat memori satu tahun lalu. Saat itu sangat rapuh dan aku duduk diam ditengah kegelapan. Hari itu aku menulis diriku yang kesepian. Teman yang biasa menemaniku aku titipkan pada temanku yang ingin memulai hidup barunya, memula...