Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

Tidak ada yang perlu di ujub-i

Tidak ada yang perlu dikagumi dari diri sendiri karena semua datang dan terjadi karena pertolongan Allah, bentuk kasih cintanya Allah.     Tidak ada pantas yang paling pantas bagi seorang hamba kecuali waspada. Waspada terhadap apapun yang ditemui dalam takdir, khawatir merasa terpukau pada apapun yang dicapai. Waspada dan percaya pada konsep ‘hanya kepada Allah aku hadapkan wajahku’. Termasuk ketika tidak dipilih; tidak dipilih untuk menjadi ini, untuk menjadi itu, untuk menjadi sesuatu, untuk menjadi seseorang, untuk menjadi satu, untuk menjadi seutuhnya. Termasuk ketika diri memilih; memilih jalan lain, memilih kata hatinya, memilih mencari, memilih berkelana, memilih menyelam terlebih dulu, memilih untuk tidak menjadi sesuatu. Memilih untuk tetap duduk dibalik batas. Tidak ada sesuatu yang terlewat dari takdir seseorang. Apapun yang terlewat itu bukan bagian dari takdir, tidak ada apapun kecuali kebaikan didalamnya. Tidak pantas diri merasa paling baik keadaannya karena se...

Kecil tapi besar

Berita yang mengundang atensi  besar mengenai kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh seorang suami pada istri sekaligus ibu dari 3 anaknya adalah triger warning untuk para muda mudi bahkan seluruh kalangan bahwa menikah adalah bukan hal yang selalu indah. Marriage is scary bergema hampir di seluruh wadah media sosial. Hal-hal yang menyangkut pernikahan ditunjukan kepada publik termasuk sisi-sisi gelapnya. Back then to 2016-2017, teringat kala itu tren nikah muda juga menggema dengan masif di media sosial. Hal ini menjadi stimulan bagi para muda mudi untuk cepat menikah, cepat meniti kehidupan dalam bentuk ibadah terpanjang. Hal ini berpengaruh baik dari sisi syariat jika didasarkan pada perspektif bahwa itu adalah bentuk tegas diri untuk tidak tenggelam dalam pusara hal-hal yang haram, namun pada lain perspektif ini justru hanya solusi cepat dari penuntasan hawa nafsu. Penulis menilai bahwa pada sudut yang lain, seringkali orang lupa bahwa penuntasan akan suatu hal juga harus d...

Call 2: Lanisa mengenai perempuan

 Karena seperti apapun perempuan mengepakan sayap dan terbang nun jauh, fitrahnya tetap mewajarkan bahwa ia adalah mahluk yang lemah dan selalu ingin dicintai. Perempuan senang bila medapat sebuah 'rumah' sebagai tempatnya berlindung dan mendapatkan kasih sayang. Perempuan senang sekali akan keindahan dan dipandang indah. Perempuan senang dengan semua kelembutan dan treatment yang menjunjung tinggi kemuliaan. Memang seperti itulah burung merpati yang terlihat jinak. Terlihat tenang namun berisik dan rumit. Terkadang perempuan saking rumitnya bahkan sulit mencerna perasaannya sendiri, sehingga tak jarang kami terlalu naif dan terlalu mudah menyandarkan diri pada sesuatu yang kami angap 'rumah'.  Ini bisa menjadi awal mula prahara itu datang. Setan yang selalu menggoda dari hal yang paling remeh temeh banyak berperan mengobrak-abrik perasaan dan emosi. Disinilah perempuan diuji. Perempuan mempertaruhkan salah satu sisi diantara banyak sisi. Mana yang ingin dipertahankan? ...

Call

  “Mama selalu doakan adek supaya tegak berdiri di kaki sendiri, Allah yang Maha Kuasa pasti bantu adek”. The precious thing I’ve ever heard. Allah bless my ears masyaAllah subhanallah.  Keberanian yang datang pada diri, aku sangat sangat yakin adalah cinta kasih Allah dan juga mungkin datang dari do’a tulus beliau yang Allah kabulkan. Pernah mempertanyakan tentan apa yang membuatku sampai meng-iyakan kehidupan dan bersaksi di hadapan Illahi Rabbi, ternyata pada hal ini aku yakin bahwa Allah akan memberikan banyak makna dan nikmat. Keberanian  diri untuk tegas dan berusaha menjauhi ikhtilat dan khalawat mungkin saja adalah do’a beliau yang Allah kabulkan. Setidaknya itulah yang membantu diri terlindungi, barrier dan limit yang dibangun semoga dapat mempertahankan iffah izzah seorang perempuan perantau yang jauh dari ibu dan rumah insyaAllah.   Lindungi kami YaAllah.. and yes mom, definitely I will try to stand up for myself and stand on my feet insyaallah. Hadza minf...

Lama sekali Bap

Bap, sudah tidak bolehkah berkunjung dalam lelap? Sudah lama sekali aku lihat Bap mencari-cari sepatu dengan raut wajah yang mengisyaratkan "aku harus segera pergi". Bap, sejak hari itu, aku tidak sudi melihat sepatu Bap lagi. Bap, masih ingat dan akan selalu ingat bagaimana Bap mengajak berhenti di pinggiran sawah yang terhampar-hampar. Sekarang aku sudah banyak minum air putih Bap, sudah makan wortel juga. Bap aku sudah berani pergi sendiri, sudah berani meminta tolong, sudah berani ini dan itu. Bap, aku sudah punya uang, memang tidak banyak namun akhirnya mengerti perihnya dan jemunya mencari uang. Ahh, bisakah diganti dengan puisi manis sajakah semua itu...  Mengenai semua ketidaktahuan diri akan sesuatu yang tersembunyi, biarlah itu hanya menjadi rahasia Illahi. Bap, aku tak menyangka bahwa apapun yang terjadi pada akhirnya aku sampai dititik dimana aku memanusiakan dirimu. Kau manusia biasa, hidup di dunia ini hanya sekali, dan ini adalah hidup pertamamu. Aku hanya ingi...

The Moon that embrace The Sun

 Ada yang menembus ruang dan waktu hanya untuk melihat bejana siapa yang paling ranum. Di dalam perjalanan menuju hidup yang abadi, ada yang rela mengorbankan sekuntum bunga jiwanya demi taman bunga yang indah dan sedang mekar-mekarnya.  Sepertinya ia telah menyadari betapa jalangnya sang pembawa wadah kosong yang menawarkan seteguk air. Pernah kukatakan bahwa ucap seringan kapas, namun ini sangat berat dipikul andai kau mengetahui. Tidak pernah sedikitpun tulisan-tulisan yang ada pada rumah ini ditujukan kepada sesiapa. Begitu juga yang sempat aku tengok kedatangannya di beranda rumah. Sepertinya sudah lenggang langkahnya menuju pelataran lain. Memang tidak ada pantas bagi diri untuk sekedar mengutarakan kisah.  Bila suatu saat ada ruang-ruang dalam kalimat yang dicipta yang menggetarkan hati, maka itu adalah anugrah dan bukan bikinan penulis.  Kemudian mengenai aku yang tidak tahu malu, aku tidak bisa menjelaskan bagaimana harus membuang semua itu. Maafkan semua ke...

Lilin

Darimana datangnya api yang dinyalakan pada lilin-lilin kecil di ruang gelap hati? Lalu kemana perginya api itu ketika ia padam? Mungkinkah tempat asalnya sama dengan tempat kembalinya? Lilin itu padam karena kembali ke tempatnya.  Semoga yang panjang tangan itu mendapat cahaya yang luar biasa bersinar pada hatinya, keras menggigit dengan gigi gerahamnya. Maafkan aku tidak bisa menulisnya dengan yang kau pahami, namun kau pasti paham bukan? Nikmati saja. Aku tinggal sejenak ya, aku akan kembali segera.